Ada sesuatu di belakangku menguntit selalu
Entah apa
Memijak jejak dimana tempat kupijak
Kulirik sebentar, tak ada
Sialnya, aku merasanya
Dadaku panas dijalar darah merambat deras
Hati diam saja
Ia tak mau tau saja
Siapa yang menyempit itu di benak ini, semakin penuh
Duarr!
Akhirnya pecah juga
Tanda tanya tadi terburai beruntai-untai
Tumpah ruah di sekujur tubuhmu menyampah
Punguti saja tanya yang mana
Biar kutunggu kapan pasti kau jawabnya
Kau dan aku berjalan sebelahan Tersenyum pada hulu jalan Bergandengan masing-masing Meninggalkan kemarin yang asing Tawa dalam suka Lara dalam duka, sama Asa dalam genang senja Binar membias di mata Lalu kini, dahan salah satunya patah Dipisah lidah, selaput antara kita membelah Beri tahu aku, ini mau Tuhanmu Tapi aku yang lebih dulu Jendela kaca pecah, basah dipipi kita sama Sisanya juga sama, kita sendiri-sendiri menyeka Bagaimana nasib mengeja kita Pada titik memisah dua kata.
Komentar
Posting Komentar